Tuesday, November 26, 2013

Untukku yang ke 22

"Ya emang gitu, Mba. Kan apa yang kita tanam, itu yang akan kita tuai hasilnya. Makanya jangan bosen berbuat kebaikan. Seneng kan kalo bisa berbuat baik sama orang?"

Itu nasehat ibu yang ibu katakan ke aku pagi ini. Pagi disaat 22 tahun yang lalu, beliau dengan penuh peluh mempertaruhkan hidupnya demi hidup seorang anak manusia.
Dua puluh dua tahun yang lalu, saat mata sang bayi masih tak kuasa melihat indahnya dunia, dihadapannya ada seorang bapak yang dengan senyum bahagia di samping sang istri tercinta, menggendong dengan penuh rasa sayang. 
Dua puluh dua tahun yang lalu, setelah masa penantian 9 bulan dengan segala keterbatasan yang ada. Mencoba menguatkan pundak untuk tetap berdiri tegak hingga lahirnya sang bayi yang dinanti.

Ibu bilang, "Allah itu Maha Adil. Kita yang pas pasan gini, Alhamdulillah di kasih proses lahiran yang normal. Mba dulu lahir gratis tanpa biaya, Amel sama Dini bayar yaa tapi ga mahal mahal amat paling 500ribu udah termasuk akte. Alhamdulillaah..."

Senyum langsung terpasang diwajahku. Alangkah sempurnanya nikmat-Mu ya Rabb, Engkau lahirkan hamba dari rahim seorang ibu yang sangat cantik, sangat baik, sangat perhatian, dan sangat sayang kepada keluarganya. Dan Engkau juga titipkan hamba kepada seorang ayah yang sungguh tiada duanya, gagah, tampan, baik, perhatian, sayang kepada keluarga, dan bertanggung jawab. (dan agak sedikit gendut sih :P )

I would like to thank for Nung. I wish our dream will be come true. :)

Usia 22 tahun jalan ke 23. Sudah bukan waktunya lagi untuk main-main. Waktunya untuk memberikan arti keberadaanku di dunia ini.
Awal Januari tahun ini, aku pernah membuat peta hidup. Tentang visi hidupku. Itu akan jadi roadmap hidupku. Supaya ga salah arah (lagi).

Aku pernah bilang kepada temanku,
"Jangan sampai jurusan yang salah kita pilih ini, menjadi pembatas kita dengan passion kita"

Kata-kata itu akan aku pegang. Makasih buat gun*ur (teman smp-ku yang sudah sukses menutup mataku saat aku memilih jurusan untuk kuliah). Aku yakin ga ada yang salah disini. Tinggal kita, pinter2 aja cari hikmah dari semua yang terjadi. Skenario Allah, itulah yang terbaik,

Tangan gatel karena kudis
Daun delima jadi obatnya
Selamat Ulang tahun yaa Gendys
Semoga tambah berkah umurnya




No comments:

Post a Comment