Saturday, August 27, 2011

Percakapan Rasulullah dengan Iblis


bismillahirrahmanirrahiim
semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya ^^,
DIALOG NABI MUHAMMAD SAW DENGAN IBLIS 
Di bawah ini ada hal-hal yang perlu diketahui oleh setiap Muslim tentang perilaku Iblis, tipudayanya, kelicikannya, dan segala keburukan yang bisa jadi akan ditimpakan kepada kita. Mudah-mudahan berguna sebagai pedoman hidup. Insya Allah.

Dialog Nabi Saw dengan Iblis Laknatullah

Ketika kami sedang bersama Rasulullah Saw di kediaman salah seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu rumah. Kemudian terdengar suara orang dari luar rumah:

(Iblis Laknatullah): Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku. Aku akan menyampaikan banyak hal kepada kalian.
(Nabi Saw): Itu Iblis laknatullah. Laknat Allah bersamanya.

Mengetahui bahwa itu Iblis, Umar ingin membunuhnya.

(Nabi Saw): Sabar, wahai Umar. Bukankah engkau mengetahui bahwa Allah memberinya kesempatan (bertobat atau sesat) hingga hari kiamat? Bukakan pintu untuknya. Aku telah mengetahui bahwa ia telah diperintahkan oleh Allah untuk datang ke sini. Fahamilah apa yang hendak ia katakan. Dengarkan dengan seksama.

Pintu lalu dibuka oleh Ibnu Abbas Ra. Seorang kakek cacat satu mata berdiri di sana. Janggutnya hanya 7 helai, mirip rambut kuda. Bertaring, mirip taring babi. Bibirnya seperti bibir sapi.

(Iblis Laknatullah): Salam untukmu Muhammad. Salam untuk yang hadir.
(Nabi Saw): Salam hanya milik Allah SWT. Sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu?
(Iblis Laknatullah): Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.

(Nabi Saw): Siapa yang memaksamu?
(Iblis Laknatullah): Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku dan berkata kepadaku:
“Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad, merendahkan dirimu, sambil memberitahu kepadanya caramu menggoda manusia. Jawab dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, jika berdusta satu kali saja, maka Allah membuat dirimu menjadi debu yang ditiup angin.”

Sekarang aku ada di hadapanmu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sebuah kemalanganpun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.


Orang Yang Dibenci Iblis

(Nabi Saw): Kalau kau benar jujur, manusia mana yang paling kau benci?
(Iblis Laknatullah): Kamu, kamu dan orang sepertimu (sambil menunjuk Nabi Saw dan shahabat) adalah mahkluk Allah yang paling kubenci.

(Nabi Saw): Siapa selanjutnya?
(Iblis Laknatullah): Pemuda bertakwa yang mengabdikan dirinya kepada Allah SWT.

(Nabi Saw): Siapa lagi?
(Iblis Laknatullah): Orang Alim (ilmuan) lagi wara’ (loyal kepada ajaran Islam).

(Nabi Saw): Siapa lagi?
(Iblis Laknatullah): Orang yang selalu bersuci (jiwa dan tubuhnya).

(Nabi Saw): Siapa lagi?
(Iblis Laknatullah): Seorang fakir sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepada orang lain.
(Nabi Saw): Apa tanda kesabarannya?
(Iblis Laknatullah): Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, maka Allah SWT memberikan pahala kepadanya.

(Nabi Saw): Selanjutnya siapa lagi?
(Iblis Laknatullah): Orang kaya yang bersyukur.
(Nabi Saw): Apa tanda-tanda kesyukurannya?
(Iblis Laknatullah): Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya (yang halal), dan mengeluarkannya (dengan rela dan ikhlas) juga dari tempatnya.

(Nabi Saw): Menurutmu, seperti apa Abu Bakar?
(Iblis Laknatullah): Ia tidak pernah mau menuruti ajakanku pada masa jahiliyah, apalagi ketika sudah masuk Islam.

(Nabi Saw): Kalau Umar bin Khattab?
(Iblis Laknatullah): Demi Allah, setiap berjumpa dengannya aku takut sekali. Aku pasti kabur menghindarinya.

(Nabi Saw): Bagaimana dengan Usman bin Affan?
(Iblis Laknatullah): Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.

(Nabi Saw): Ali bin Abi Thalib?
(Iblis Laknatullah): Aku berharap kepalaku selamat (tidak lepas), menghindarinya, dan ia mau melepaskanku. Tetapi ia tidak mau melakukannya.(Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT).

Amalan yang Menyakiti Iblis

(Nabi Saw): Apa yang kau rasakan ketika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?
(Iblis Laknatullah): Aku merasa panas dingin dan gemetar.
(Nabi Saw): Kenapa?
(Iblis Laknatullah): Setiap hamba bersujud sekali kepada Allah, Allah meninggikan derajatnya satu tingkat.

(Nabi Saw): Jika seorang umatku shaum?
(Iblis Laknatullah): Tubuhku terasa terikat erat sampai ia berbuka.

(Nabi Saw): Jika ia berhaji?
(Iblis Laknatullah): Aku seperti orang gila.

(Nabi Saw): Jika ia membaca Al Qur’aan?
(Iblis Laknatullah): Aku merasa meleleh laksana timah yang dibakar di atas api.

(Nabi Saw): Jika ia bersedekah?
(Iblis Laknatullah): Orang tersebut seperti membelah tubuhku dengan gergaji.
(Nabi Saw): Mengapa bisa begitu?
(Iblis Laknatullah): Dalam sedekah itu ada 4 keuntungan baginya: (1) keberkahan pada hartanya, (2) hidupnya disukai (banyak orang), (3) sedekah itu kelak menjadi hijab dirinya dengan api neraka, dan (4) segala musibah terhalau dari dirinya.

(Nabi Saw): Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?
(Iblis Laknatullah): Suara ringkikkan dan derap kaki kuda ketika perang jihad di jalan Allah.

(Nabi Saw): Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?
(Iblis Laknatullah): Taubat orang yang bertaubat.

(Nabi Saw): Apa yang dapat membakar hatimu?
(Iblis Laknatullah): Istighfar yang dilantunkan siang dan malam.

(Nabi Saw): Apa yang dapat mencoreng wajahmu?
(Iblis Laknatullah): Sedekah yang dilakukan diam–diam.

(Nabi Saw): Apa yang dapat menusuk matamu?
(Iblis Laknatullah): Shalat fajar (Shubuh).

(Nabi Saw): Apa yang dapat memukul keras kepalamu?
(Iblis Laknatullah): Shalat berjamaah.

(Nabi Saw): Apa yang paling mengganggu fikiranmu?
(Iblis Laknatullah): Majelis (bertemunya) para ulama (merembukkan suatu kebaikan).

Kebiasaan Hidup dan yang Menjadi Teman Iblis

(Nabi Saw): Bagaimana cara makanmu?
(Iblis Laknatullah): Dengan jari-jari tangan kiriku.

(Nabi Saw): Di manakah kau menaungi anak–anakmu pada musim panas?
(Iblis Laknatullah): Di bawah kuku manusia yang kotor.

(Nabi Saw): Siapa temanmu?
(Iblis Laknatullah): Pemakan riba.

(Nabi Saw): Siapa sahabatmu?
(Iblis Laknatullah): Pezina.

(Nabi Saw): Siapa teman tidurmu?
(Iblis Laknatullah): Pemabuk.

(Nabi Saw): Siapa tamumu?
(Iblis Laknatullah): Pencuri.

(Nabi Saw): Siapa utusanmu?
(Iblis Laknatullah): Tukang sihir.

(Nabi Saw): Apa yang membuatmu gembira?
(Iblis Laknatullah): Orang yang bersumpah palsu dan perceraian (suami istri).

(Nabi Saw): Siapa kekasihmu?
(Iblis Laknatullah): Orang yang meninggalkan shalat Jum’at.

(Nabi Saw): Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?
(Iblis Laknatullah): Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.

Orang Ikhlas Membuat Iblis Tak Berdaya

(Rasulullah Saw lalu bersabda): Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.

(Iblis Laknatullah segera menimpali): Tidak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari kiamat. Bagaimana kalian bisa bahagia, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tidak melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari kiamat, aku akan menyesatkan mereka. Yang bodoh, yang pintar, yang bisa membaca dan yang buta huruf, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.

(Nabi Saw): Siapa orang yang ikhlas menurutmu?
(Iblis Laknatullah): Tidakkah kau tahu wahai Muhammad bahwa siapa saja yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak suka dinar dan dirham, tidak suka pujian sanjungan, aku bisa pastikan ia orang ikhlas. Maka aku akan meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta, sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, boleh jadi ia nantinya sangat patuh padaku.

Iblis Dibantu 70.000 Anaknya Plus Para Syaithan dan Caranya Menggoda

(Iblis Laknatullah): Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku punya 70.000 anak. Setiap anak dibatu 70.000 syaithan. Sebagian aku tugaskan mengganggu ulama. Sebagian menggangu anak muda. Sebagian menganggu orang tua. Sebagian menggangu wanta tua. Sebagian anakku kutugaskan kepada para zuhud (yang mencintai akhirat daripada dunia).

Ada anakku yang suka mengencingi telinga manusia yang menyebabkan orang itu tertidur pada shalat berjamaah. Tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.

Ada anakku yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama. Mereka lalu tertidur dan pahalanya terhapus.

Ada anakku yang senang berada di lidah manusia. Jika seseorang melakukan kebajikan, kemudian ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.

Pada setiap wanita yang berjalan di luar rumah, anakku dan syaithan pendampingnya duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar orang-orang memandanginya. Syaithan berkata kepada perempuan itu agar mengulurkan tangannya. Perempuan itu mengeluarkan tangannya, lalu syaithan menghiasi kukunya.

Anak–anakku meyusup dan berubah bentuk dari satu kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lainnya, untuk menggoda manusia sampai mereka terhempas dari rasa ikhlas mereka. Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa keikhlasan, namun mereka tidak merasa. Tahukah kamu, Muhammad, bahwa ada seorang rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh dari penyakitnya seketika. Tetapi aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”

Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku? Akulah mahluk pertama yang berdusta. Pendusta adalah sahabatku. Siapa saja yang bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.

Tahukah kau Muhammad, aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar–benar menasihatinya? Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gossip) dan Namimah (adu domba) adalah kesenanganku. Kesaksian palsu adalah kegembiraanku. Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa, walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab siapa saja yang membiasakan dengan kata–kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat, maka semua anak–anaknya itu adalah anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kata itu: Cerai.

Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur waktu shalatnya. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya bahwa waktu masih panjang, kamu masih sibuk. Lalu ia manundanya sampai akhirnya ia melaksanakan shalat di luar waktu. Shalatnya itu akan dipukulkannya kemukanya.

Jika ia berhasil mengalahkanku, kubiarkan ia shalat. Namun kubisikkan ke telinganya: ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun menoleh. Kuusap pula dengan tanganku dan kucium keningnya seraya membisikkan ket telinganya: ’shalatmu tidak sah’ Bukankah kamu tahu Muhammad, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul mukanya nanti. Jika ia shalat sendirian, kusuruh dia bergegas. Shalatnya pun seperti ayam yang mematuk beras.

Jika ia berhasil mengalahkanku lalu ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam melakukannya. Kamu tahu bahwa melakukan hal seperti itu bisa membatalkan shalatnya dan kelak wajahnya akan diubah menjadi wajah keledai?

Jika ia berhasil mengalahkanku, kutiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya, syaithan akan masuk ke dalam dirinya. Di dalam sana akan kubuat ia bertambah serakah dan gila dunia. Ini akan membuat dirinya semakin taat kepadaku.

Kebahagiaan apa yang engkau dapatkan, sementara aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat.Kukatakan padaknya: ‘kamu tidak wajib shalat. Shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. Orang sakit dan miskin tidak perlu sholat. Jika kehidupanmu telah berubah baru kamu wajib shalat’. Jika ini terjadi, ia mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat, maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.

Wahai Muhammad, demi yang menciptakanku jika aku berdusta maka Allah akan menjadikan aku debu. Bagaimana mungkin engkau bisa bergembira dan bangga dengan umatmu sementara seperenam dari mereka kukeluarkan dari islam?
Sepuluh Permintaan Iblis kepada Allah SWT

Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?
Ada 10 macam.
Apa saja itu?

Pertama
Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka. (Tetapi) tidaklah janji setan kecuali itu semua tipuannya” (QS Al-Isra :64)

Aku akan makan dari harta yang tidak dizakatkan. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba. Kumakan juga dari makanan yang tidak dibacakan atas nama Allah.

Kedua
Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan (bersetubuh) dengan istrinya tanpa berlindung kepada Allah. Setan akan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.

Ketiga
Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan yang berjalan bukan untuk tujuan yang halal.

Keempat
Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.

Kelima
Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.
Keenam
Aku minta agar Allah menjadikan syair (dari penyair) sebagai Qur’aanku.
Ketujuh
Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.

Kedelapan
Aku minta agar Allah memberikanku saudara, yaitu orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat. Allah berfirman,

“Orang -orang boros adalah saudara–saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).

Kesembilan
Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku (dengan seizing Allah SWT, hanya sebagian saja di antara mereka yang bisa melihatku).

Kesepuluh
Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia.
Allah menjawab, “silahkan”, dan aku bangga dengan kemampuan tersebut hingga hari kiamat.
Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.

Penutup

Iblis berkata: “Wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang. Aku hanya bisa membisikkan dan menggoda. Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun! Sebagaimana dirimu, kamu tidak dapat memberi hidayah sedikitpun. Engkau hanya Rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Bahkan engkau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara hidupnya.

Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Sementara orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya. Rasulullah Saw lalu membaca ayat:

“Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati Allah” (QS Hud :118 – 119)
“Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab : 38)

Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan tinta pena telah lama kering. Mahasuci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka jahanam. Aku ini si celaka yang terusir. Inilah yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.

Rujukan

Sumber hadits diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a.
Judul Asli: Syajaratul Kaun dan Hikayah Iblis. Risalah Muhyiddin Ibnu al-’Arabi [Mesir: Mushthafa al-Babi al-Halabi wa Auladuh, 1360/1941].
Translated By: Wasmukan, Penerbit Risalah Gusti /Cetakan II, Mei 2001.


maaf websitenya ga ditulis lupa di copy

Friday, August 26, 2011

Kadar Kecintaan yang Begitu Tinggi

Kemarin, baru sempat ku menginjakan kaki di masjid yang indah dan cukup megah. Masjid Al Ahzar, Bekasi. Alhamdulillah kemarin aku diberi hidayah untuk melangkahkan kaki ke sana, beri'tikaf bersama adik dan temannya. Untukku, i'tikaf bukanlah hal yang cukup mudah untuk dilakukan. Karena butuh niat ekstra ikhlas untuk mendapatkan esensi dari apa yang akan dilakukan nanti selama semalam di rumah Allah itu. Tak hanya niat yang dibawa ke sana, tapi juga misi. Ya.. misi apa yng ingin dituju, dalam waktu semalam penuh mesra dengan Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta'ala.


Ada banyak niat yang mungkin dapat ku pakai untuk melakukan i'tikaf itu. Bisa dengan niat mencari keridhoan Allah, bisa karena ingin mencari malam lailatul qadr,sampai niat tak ingin kalah oleh adik yang semakin hari semakin memahami Islam. Namun terlalu sempit kurasa bila bila alasan-alasan yang kedua dan ketiga itu ku jadikan niat dan tujuanku untuk beri'tikaf di malam ke-25 itu. Lantas mengapa tak sekalian saja aku beri'itikaf dengan niat mencari keridhoan Allah, melakukan sesuatu hanya karena Allah suka, dan aku tak perlu mencari alasan-alasan lain lagi untuk menjadi pondasiku melakukan sekuatu. Hanya karena Allah suka bila aku melakukan hal itu. Titik. Bukankah memang itu tingkat paling tinggi keimanan seorang mukmin. Rasa cinta yang melebur dalam setiap aksi, bahwa apa yang ia lakukan, semata-mata hanya karena Allah, hanya karena Allah suka bila ia melakukan hal itu, hanya karena bila ia melakukan hal itu akan membuat cintanya pada Allah semakin besar dan cinta Allah kepadanya pun akan menjadi besar pula.

Aku jadi teringat sesuatu, tentang seorang hamba Allah, yang mungkin karena kecintaannya, yang sudah mencapai batas yang melebihi kecintaan manusia lain kepada Tuhannya. Syeikh Siti Jenar. Seorang alin ulama, yang telah mendapatkan esensi dari kehidupan didunia ini. Seorang yang kadar kecintaannya kepada Rabbnya telah begitu tingginya.

Hahh.. aku juga ingin seperti itu. Melakukan segala sesuatu bukan karena ingin mendapat pahala, bukan karena ingin mendapat rezeki yang berlimpah, tetapi karena kecintaanku pada Rabbku. Sehingga aku tak peduli pahala yang akan aku dapatkan, yang aku pedulikan hanyalah keridhoan Rabb ku, pada apa yang aku lakukan. Karena bukankah ketika di Yaumul hisab nanti, ketika kita dihadapkan pada amalan-amalan yang telah kita lakukan didunia dan timbangan b=kebaikan kita ternyata lebih ringan dari dosa-dosa yang pernah kita perbuat, rahmat Allah lah yang akan menyelamatkan kita!
Karena bukankah ketika kita mencintainya dengan segenap jiwa dan raga maka Dia akan Mencintai kita dengan seluruh bumi dan seluas alam semesta!
Lantas pantaskah jika kita memperbandingkan amalan-amalan baik kita dengan rahmat yang Allah berikan kepada kita?
Yang jelas sampai pada saat ini, diri ini belum sanggup mencapai kadar kecintaan kepada-Nya yang setinggi itu. Semoga, Allah Melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya selalu kepada kita sampai kita dapat menjadi hamba-Nya yang mencintai-Nya dnegan ikhlas.

Wednesday, August 24, 2011

Impian Ada Untuk Diusahakan

Mimpi adalah kemungkinan kejadian dimasa depan. Maka dari itu telah ku goreskan tinta-tinta mimpi dalam sehelai kertas putih itu. Ya, dan mimpi-mimpi itu telah ku goreskan dari waktu yang lampau. Kini kulihat lagi, kupandangi tulisan-tulisan itu, betapa banyaknya mimpi yang tak mampu ku wujudkan! Hmm :(
Selama ini, aku percaya pada kekuatan sebuah impian, pada perkataan yang menyebutkan,
"Tuliskanlah mimpi-mimpimu, agar mudah kau mengingatnya,, supaya impianmu itu bisa tercapai"
atau,
"Tulislah semua impianmu, visualisasikan sejelas-jelasnya, sampai kau merasakan impianmu itu benar-benar akan jadi kenyataan"
Entah mengapa, tapi aku percaya pada quote-quote itu. Aku percaya yang namanya manusia itu makhluk yang penuh khilaf dan mungkin sekali lupa, jadi supaya tidak lupa pada impian kita maka impian-impian itu harus kita tuliskan, diberi tinta merah dan deadline, kapan akan kita wujudkan. Dan juga soal visualisasi itu, aku pun percaya. Seperti sebuah artikel yang pernah kau baca dari blog seorang senior yang sukses (Mba Herpin). bahwa untuk sebuah mimpi yang begitu tinggi kita butuh memvisualisasikannya ke hadapan mata kita, ditanamkan lekat-lekat pada pikiran bawah sadar bahwa kita akan mampu mewujudkan mimpi itu. Tapi..tapi.. dua resep mujur itu tak mempan untukku yang berwatak pasrah ini. Sudah ku tuliskan impianku beserta deadline kapan harus tercapainya. Dan tak lupa kububuhi visualisasi super hebat akan impianku itu, and now.. I see just a few of my dreams that come true, little dreams. Sedangkan untuk impian besar, entah kapan akan terwujud.
Baru sekitar 2 hari yang lalu aku tamatkan bacaanku pada novel penuh motivasi "Ranah 3 Warna". Yup.. penuh motivasi. Bukan sekali dua kali aku merinding dan tercengang sendiri membaca kata-kata motivasi yang ada didalam novel itu. Hingga sampai aku pada satu titik klimaks kesadaranku akan kekuranganku selama ini: tak ada usaha keras dan sungguh-sungguh.
"Selesaikanlah apa yang wa'ang mulai"
"Man Jadda Wajada, siapa bersungguh-sungguh  ia akan mendapatkan"
juga nasihat dari Kiai Rais dalam novel yang memeragakan 'Jurus Golok Kembarnya', Keberhasilan akan mampu terwujud bila ada usaha keras, walau kita tidak memliki bakat sekalipun dibidang itu. Yang penting usaha keras. Usaha yang sungguh-sungguh dan doa yang khusyuk. Percuma punya kelimpahan nikmat dan bakat, bila tidak dipergunakan dengan maksimal dan sungguh-sungguh.
Selama ini, aku punya impian itu, aku dapat visualisasikan itu, tapi aku tak mampu mengusahakannya dengan sunggguh-sungguh. Bahkan tak mampu membela impianku itu di khalayak kesibukan yang aku buat-buat. Selalu mencari-cari alasan bahwa apa yang terjadi pada nasib impianku yang kandas adalah karena takdir, dan aku tak layak untuk mempertanyakan. Padahal sejak awalnya pun aku tak pernah sekuat jiwa dan raga mengusahakannya. Apa berhak aku memasrahkannya begitu saja? Tidak.
Tiap impian itu punya hak untuk dibela, untuk diusahakan dengan sungguh-sungguh, untuk diwujudkan dengan  segenap jiwa dan raga. Ketika hampir dekat pada target itu, tak layak kita untuk berleha-leha membiarkan tiap kesempatan yang hadir, seketika menghilang begitu saja, alih-alih takdir.
Impian itu ada untuk diwujudkan, untuk diusahakan dengan sungguh-sungguh. Bukan untuk didiamkan berkarat dalam hati dan akhirnya hanya menjadi angan-angan yang tak pernah jadi kenyataan.