Penyesalan
bukan sebuah kata yang layak kau ucap
bersyukur dan janjimu yang itu harus kau tunaikan
sang bintang tak kan tersenyum di kala siang
begitupun sang penggembala tak kan pulang sebelum ternaknya kenyang
ilmumu harus kau cari
ia tak kan datang dengan sendiri
ilmumu harus kau jemput
dari guru yang ilmunya seluas laut
Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts
Wednesday, November 27, 2013
Sunday, November 24, 2013
Putri Malas
Aku berkutat dengan hal yang tak ku ketahui ujungnya
Berbelas kasih dengan hawa kota yang membuatku semakin tak berbelas kasih
Mempekerjakan tanganku untuk hal yang tak kusukai adanya
Menjadikan pembungkus tubuh bak sang raja yang harus dilayani dengan segala perhatian
Untaian frekuensi rendah dari mulut tak lagi mengena
Diam pun tak kan buat sang ratu tertidur
Bergerak pun hanya akan mengalihkan pikiran yang berkelebat dalam tempurung kepala yang kosong
Miris,
Kejayaanmu telah hancur
Kini kaki mulai menapak dari awal
Bagai menahan badak berbadan dua
ataupun menarik gajah berkaki seribu
langkahmu terasa lunglai tak berada
Dimana adanya indah senyuman sang kancil
menari-nari dalam lamunan yang tak lagi berwarna
Rasanya hanya hitam dan putih
Atau merah yang menyala itu ada tapi tertutupi dengan timbunan kemalasanmu
Kau bukan tak mampu
Hanya malas
Kau bukan tak mau
Hanya malas
Sudahlah ini hidup sang putri yang memimpikan sang pangeran
Padahal rembulan tak kan datang dengan kakinya
Kau harus meluncurkan kereta kudamu
Ia tak kan lari menghindar darimu
Berbelas kasih dengan hawa kota yang membuatku semakin tak berbelas kasih
Mempekerjakan tanganku untuk hal yang tak kusukai adanya
Menjadikan pembungkus tubuh bak sang raja yang harus dilayani dengan segala perhatian
Untaian frekuensi rendah dari mulut tak lagi mengena
Diam pun tak kan buat sang ratu tertidur
Bergerak pun hanya akan mengalihkan pikiran yang berkelebat dalam tempurung kepala yang kosong
Miris,
Kejayaanmu telah hancur
Kini kaki mulai menapak dari awal
Bagai menahan badak berbadan dua
ataupun menarik gajah berkaki seribu
langkahmu terasa lunglai tak berada
Dimana adanya indah senyuman sang kancil
menari-nari dalam lamunan yang tak lagi berwarna
Rasanya hanya hitam dan putih
Atau merah yang menyala itu ada tapi tertutupi dengan timbunan kemalasanmu
Kau bukan tak mampu
Hanya malas
Kau bukan tak mau
Hanya malas
Sudahlah ini hidup sang putri yang memimpikan sang pangeran
Padahal rembulan tak kan datang dengan kakinya
Kau harus meluncurkan kereta kudamu
Ia tak kan lari menghindar darimu
Subscribe to:
Posts (Atom)