Friday, February 7, 2014

FTI Mengajar (Seri: Evaluasi)

Hari ini kembali ke kegiatan yang saya senangi. Mengajar. Ya, walaupun hanya sedikit ilmu, tapi jika yang sedikit itu yang dapat memberikan manfaat, kenapa tidak?
Hari ini aku kembali mengajar kelas dua. Dua adik kecil yang sampai seusia mereka belum lancar membaca. Selalu ada hal yang menarik ketika mengajarkan sesuatu pada anak-anak. Perbedaan karakter yang mereka miliki, membuat saya tertarik untuk membuat mereka paham dengan apa yang saya ajarkan.
Tadi kami (Pengajar FTI Mengajar) melakukan evaluasi(semacam ulangan gitu) kepada siswa siswi yang kami pegang beberapa minggu kemarin. Yah, sebenarnya saya sedikit kecewa dengan kenyataan yang ada bahwa totally adik-adik yang saya ajarkan selama beberapa pertemuan yang lalu, lupa dengan materi yang pernah saya sampaikan. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya hal itu bukan 100% kesalahan mereka. Selain belajar, mereka juga harus bekerja, kawan. Dan masalah utamanya adalah pada habit mereka. Mereka terbiasa dengan hal-hal yang instan dan malas. Instan yang saya maksud adalah mereka biasa terima jadi. Misal gini, dikasih soal A, anak ini agak susah tuh ngerjainnya biasanya dia mencari jawaban yang "instan". Do you know what i mean? Yap benar, NYONTEK. Atau gampang aja nerima jawaban dari teman yang membisikan jawaban ke telinganya. Aku berusaha keras untuk merubah kebiasaan itu. Tapi kadang suka sering terpikir, kalo itu sulit karena hanya 1 pertemuan setiap minggu, sedangkan untuk mengubah habit itu butuh berminggu-minggu dan itu harus rutin dikerjakan.
No No No!
Sebagai seorang pengajar, kunci utama mendidik muridnya adalah dengan berpikir positif dan menunjukkan keteladanan. Percuma jadi guru yang berharap muridnya pandai kalo si guru selalu berpikir murid-muridnya bodoh. Itu kayak mindahin air pake ember yang banya lubangnya. Ga guna! Ga akan merubah apa-apa kecuali memperburuk keadaan.

Yang kedua, malas. Yap kata yang satu itu, andai ada kata yang lebih indah untuk menggambarkannyaa...... hmmm mungkin, kurang bersemangat! Yap benar, mereka kurang bersemangat dalam menangkap materi yang aku sampaikan. Dan aku berpikir, satu satunya cara ya hanya satu, mentransferkan energi semangat yang pengajar miliki agar mereka juga bersemangat! Itu adalah bagian dari memberikan contoh/ teladan yang baik kepada murid agar mudah menyerap apa yang ingin disampaikan oleh pengajar.

OOT(out of topic)
Kalau lagi ngajar gitu, jadi pingin cepet-cepet ngajar anak sendiri. Ingin menemani setiap langkah anak sendiri menuju cita-cita yang ia inginkan. Makanya latihan dari sekarang tentang karakter anak, dengan mengajar anak-anak yang bukan anak sendiri, tapi dianggap jadi anak sendiri. Biar apa yang disampaikan, disampaikannya pakai hati, biar sampai juga ke hati anak-anak itu.