Friday, December 6, 2013

FTI Mengajar: Pengalaman Minggu ke 2

Jum'at pagi. Untuk kedua kalinya berkunjung ke sekolah Kedung Cowek di dekat jembatan Suramadu. Benar-benar dekat. Saking dekatnya, sampai tercium aroma pantai(laut) yang khas.
Pukul delapan aku sampai di sekolah, disambut dengan keceriaan adik-adik yang sangat hangat.

Namanya Lia, Ririn, dan Dewi. Adik-adik kelas dua yang menjadi tanggung jawabku selama dua jam aku berada di sekolah itu. Awal aku berkenalan dengan mereka, mereka termasuk anak yang pendiam. Saking pendiamnya, mereka hanya senyum-senyum aja saat aku ajak ngobrol dan bertanya-tanya sedikit tentang mereka -_-

Ohya, sekilas cerita, aku punya adik perempuan namanya Bella dia anak yang aktif sedikit pemalu tapi rasa carious dan pantang menyerahnya akan sesuatu, luar biasa buatku. Bella masih kelas satu, dan sudah bisa membaca (minimal baca SMS -_-). Jadi, saat aku disuruh menangani anak-anak kelas dua itu, aku berpandangan, "ah paling tidak akan jauh ngajarnya, seperti ngajar Bella"

Tapi ternyata, hal yang aku pikirkan tidak seperti kenyataanya. Kelas dua SD namun kemampuan membaca dan menulisnya masih sangat perlu untuk di asah. Jangankan membaca, menuliskan abjad saja masih perlu bantuan. Aku menceritakan hal ini bukan bermaksud untuk merendahkan atau apa lah. Tapi, hanya kaget saja. Bagaimana bisa mereka naik ke kelas dua, kalau membaca saja sulit?

Oke lanjut..
Hari ini aku bertekad untuk membuat mereka hapal huruf, bisa dan biasa menuliskan huruf abjad. Maka, jadilah pertemuan tadi aku buka dengan menggambar dan menuliskan nama benda yang mereka gambar.
A - B - C - D - E........................................- X - Y - Z 
huruf-huruf abjad itu, mereka tak hapal. Kalau mereka tak hapal, buatku itu masih tak apa. Nanti masih bisa di asah hingga hapal. Tapi yang membuatku kecewa adalah, mereka mencontek agar jawaban/huruf yang mereka tulis terlihat benar. Ini jelas-jelas perilaku yang sangat disayangkan jika sudah dibiasakan ada sejak kecil. Dengan segala upaya, aku mencoba meyakinkan mereka bahwa,
"tak apa salah, yang penting itu usaha kalian sendiri"
Akhirnya aku mencoba mengalihkan perhatian mereka yang mencoba mencari celah agar bisa mencontek, dengan cara bernyanyi. Yak! Bernyanyi sekaligus mengerjakan tugas menulis huruf abjad itu bersama-sama. Hal itu cukup ampuh untuk membuat mereka percaya pada jawabannya sendiri, dan tidak fokus pada jawaban temannya lagi.

Di hari ini aku juga mulai mempelajari karakter mereka.
Dewi: senang menggambar, tidak suka membaca
Lia: senang mengerjakan soal, tidak suka menggambar
Ririn : bisa menggambar dan membaca kalau diberi support BISA

Akhirnya tadi aku agak sedikit bingung, harus bagaimana. Saat bagian menggambar, Dewi sangat bersemangat. Tapi Lia males-malesan. Kebalikannya. Kemudian saat bagian membaca dan mengerjakan soal pilihan ganda, Lia menjadi bersemangat dan Dewi mendadak murung dan menjadi pendiam. Ya jelas saja, saat ini Dewi masih belum lancar membaca(bahkan mengeja)
. Akhirnya, jadilah ia tadi hanya senyam senyum dan selalu bilang,
"Aku ngga bisa, ngga bisa, ngga bisa"
Pas denger kata-kata itu dari mereka, mau Lia Dewi ataupun Ririn, rasanya semakin bersemangat untuk mengajarkan mereka bahwa KITA BISA, jika KITA YAKIN BISA!
Akhirnya tadi aku buat kelas privat untuk Dewi, kelas privat membaca. Tetapi kayaknya hal itu ngga terlalu berhasil. Karena jadinya Dewi malah jadi malu, karena mungkin terlihat 'berbeda'
Aku juga bingung sebenarnya harus di apakan kalau ada murid yang berbeda seperti itu.

Semoga minggu depan mengajarnya lancar. Dan adik-adik dapat dengan mudah menyerap ilmunya. Aamiin :)