Aku berkutat dengan hal yang tak ku ketahui ujungnya
Berbelas kasih dengan hawa kota yang membuatku semakin tak berbelas kasih
Mempekerjakan tanganku untuk hal yang tak kusukai adanya
Menjadikan pembungkus tubuh bak sang raja yang harus dilayani dengan segala perhatian
Untaian frekuensi rendah dari mulut tak lagi mengena
Diam pun tak kan buat sang ratu tertidur
Bergerak pun hanya akan mengalihkan pikiran yang berkelebat dalam tempurung kepala yang kosong
Miris,
Kejayaanmu telah hancur
Kini kaki mulai menapak dari awal
Bagai menahan badak berbadan dua
ataupun menarik gajah berkaki seribu
langkahmu terasa lunglai tak berada
Dimana adanya indah senyuman sang kancil
menari-nari dalam lamunan yang tak lagi berwarna
Rasanya hanya hitam dan putih
Atau merah yang menyala itu ada tapi tertutupi dengan timbunan kemalasanmu
Kau bukan tak mampu
Hanya malas
Kau bukan tak mau
Hanya malas
Sudahlah ini hidup sang putri yang memimpikan sang pangeran
Padahal rembulan tak kan datang dengan kakinya
Kau harus meluncurkan kereta kudamu
Ia tak kan lari menghindar darimu
No comments:
Post a Comment