Wednesday, August 24, 2011

Impian Ada Untuk Diusahakan

Mimpi adalah kemungkinan kejadian dimasa depan. Maka dari itu telah ku goreskan tinta-tinta mimpi dalam sehelai kertas putih itu. Ya, dan mimpi-mimpi itu telah ku goreskan dari waktu yang lampau. Kini kulihat lagi, kupandangi tulisan-tulisan itu, betapa banyaknya mimpi yang tak mampu ku wujudkan! Hmm :(
Selama ini, aku percaya pada kekuatan sebuah impian, pada perkataan yang menyebutkan,
"Tuliskanlah mimpi-mimpimu, agar mudah kau mengingatnya,, supaya impianmu itu bisa tercapai"
atau,
"Tulislah semua impianmu, visualisasikan sejelas-jelasnya, sampai kau merasakan impianmu itu benar-benar akan jadi kenyataan"
Entah mengapa, tapi aku percaya pada quote-quote itu. Aku percaya yang namanya manusia itu makhluk yang penuh khilaf dan mungkin sekali lupa, jadi supaya tidak lupa pada impian kita maka impian-impian itu harus kita tuliskan, diberi tinta merah dan deadline, kapan akan kita wujudkan. Dan juga soal visualisasi itu, aku pun percaya. Seperti sebuah artikel yang pernah kau baca dari blog seorang senior yang sukses (Mba Herpin). bahwa untuk sebuah mimpi yang begitu tinggi kita butuh memvisualisasikannya ke hadapan mata kita, ditanamkan lekat-lekat pada pikiran bawah sadar bahwa kita akan mampu mewujudkan mimpi itu. Tapi..tapi.. dua resep mujur itu tak mempan untukku yang berwatak pasrah ini. Sudah ku tuliskan impianku beserta deadline kapan harus tercapainya. Dan tak lupa kububuhi visualisasi super hebat akan impianku itu, and now.. I see just a few of my dreams that come true, little dreams. Sedangkan untuk impian besar, entah kapan akan terwujud.
Baru sekitar 2 hari yang lalu aku tamatkan bacaanku pada novel penuh motivasi "Ranah 3 Warna". Yup.. penuh motivasi. Bukan sekali dua kali aku merinding dan tercengang sendiri membaca kata-kata motivasi yang ada didalam novel itu. Hingga sampai aku pada satu titik klimaks kesadaranku akan kekuranganku selama ini: tak ada usaha keras dan sungguh-sungguh.
"Selesaikanlah apa yang wa'ang mulai"
"Man Jadda Wajada, siapa bersungguh-sungguh  ia akan mendapatkan"
juga nasihat dari Kiai Rais dalam novel yang memeragakan 'Jurus Golok Kembarnya', Keberhasilan akan mampu terwujud bila ada usaha keras, walau kita tidak memliki bakat sekalipun dibidang itu. Yang penting usaha keras. Usaha yang sungguh-sungguh dan doa yang khusyuk. Percuma punya kelimpahan nikmat dan bakat, bila tidak dipergunakan dengan maksimal dan sungguh-sungguh.
Selama ini, aku punya impian itu, aku dapat visualisasikan itu, tapi aku tak mampu mengusahakannya dengan sunggguh-sungguh. Bahkan tak mampu membela impianku itu di khalayak kesibukan yang aku buat-buat. Selalu mencari-cari alasan bahwa apa yang terjadi pada nasib impianku yang kandas adalah karena takdir, dan aku tak layak untuk mempertanyakan. Padahal sejak awalnya pun aku tak pernah sekuat jiwa dan raga mengusahakannya. Apa berhak aku memasrahkannya begitu saja? Tidak.
Tiap impian itu punya hak untuk dibela, untuk diusahakan dengan sungguh-sungguh, untuk diwujudkan dengan  segenap jiwa dan raga. Ketika hampir dekat pada target itu, tak layak kita untuk berleha-leha membiarkan tiap kesempatan yang hadir, seketika menghilang begitu saja, alih-alih takdir.
Impian itu ada untuk diwujudkan, untuk diusahakan dengan sungguh-sungguh. Bukan untuk didiamkan berkarat dalam hati dan akhirnya hanya menjadi angan-angan yang tak pernah jadi kenyataan.

No comments:

Post a Comment