Saturday, April 28, 2012

Tentang Harta, Manfaatnya, dan Kekikiran

Aku belum pernah dengar kasus sebelumnya, ada seorang kaya raya yang menjadi miskin mendadak karena hobinya berbagi kebahagiaan(harta atau yang lainnya) dengan orang lain. Malahan, yang aku tahu seseorang yang awalnya biasa-biasa saja menjadi luar biasa, baik dari sisi harta maupun kebahagiaannya yang ia dapatkan dari hasilnya berbagi kepada orang lain yang membutuhkan.

"Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.” 
(HR. Ad-Daraquthni dan Ath-Thabarani)
Dalam hadits itu jelas, bagaimana Rasulullah menjelaskan tentang kriteria orang-orang yang paling baik diantara manusia, yaitu yang paling banyak manfaatnya kepada orang lain. Manfaat dalam hal keilmuan, akhlaq, maupun manfaat dari hartanya. Sungguh, harta itu hanyalah sekadar titipan dan alat untuk dapat berdakwah. Harta itu bukanlah akhir dari perjuangan dalam kehidupan, melainkan hanyalah sebuah alat untuk dapat berkontribusi sebanyak-banyaknya dalam dakwah. Maka, letakkanlah harta itu pada telapak tangan saja, jangan letakkan ia pada hati. Agar mudah memberi ketika ada yang butuh untuk diberi, agar mudah untuk dikeluarkan ketika memang ada keperluan atas harta tersebut. Dan agar jikalah harta yang sudah ada ditangan, bukanlah rizki kita(hilang), maka kita tidak akan merasa begitu kehilangan, karena harta tidak diletakkan didalam hati.

"Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar) maka Allah akan memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor)."
(HR. Al-Baihaqi)
Bagi orang-orang yang zuhud(orientasi pada akhirat), harta bukanlah apa-apa. Baginya memberikan kontribusi terbaik untuk agama ini lebih penting dan utama dibanding dengan menumpuk kekayaan didunia, dimana dengan harta tersebut yang malah akan memperlambatnya masuk ke dalam surga.

Lantas, apa benar istilah orang pelit dan kikir tidak akan kaya??

Menurutku, ya.
Hakekat kehidupan ini adalah untuk memberi sebanyak-banyaknya manfaat kepada orang lain. Bukan menumpuk sebanyak-banyaknya harta, sehingga ia harus bersifat pelit dan kikir karena takut hartanya habis. Padahal Allah menjamin, harta yang disedekahkan itu yang akan memperkaya kita. Tidak hanya didunia, melainkan juga diakhirat. Karena itulah tabungan kita.

Aku pernah beberapa kali mencoba. Ketika akhir bulan(kondisi keuangan kritis), aku malah menantang keimananku untuk memberi sedekah jauh lebih banyak daripada saat awal bulan(kondisi keuangan baik-baik saja). Awalnya, ada perasaan bagaimana jika nanti uangku benar-benar tidak cukup, kiriman dari orang tua belum ada. dan lain sebagainya. Tetapi memang disaat seperti itulah, keimanan kita benar-benar akan teruji, dan keyakinan kita kepada kekuasaan Allah juga diuji.

Seberapa besar keyakinanku, bahwa rizki hanyalah datang dari Allah. Bahwa Allah yang memberikan rizki selama ini. Maka benarlah sudah, ketika kita memberi yang kita miliki maka Allah akan memberikan gantinya yang jauh lebih baik, 10kalinya. Hati terasa lebih lapang, dan rizki pun tetap ada, karena memang rizki itu bukan keluar dari mesin ATM. Tetapi, rizki itu ya dari Allah. Mau sebanyak apapun kita keluarkan, kalau memang itu diniatkan untuk kebaikan dan karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi dan 10kali lipat pula. Subhanallaah..... tidak ada apapun yang dapat menandingi kekuasaanmu, Allah.

Pelit/kikir adalah salah satu cara untuk menjaga harta agar tetap menjadi kaya..
Sedekah adalah cara untuk dapat membawa keberkahan terhadap harta yang diberikan oleh Allah :)

No comments:

Post a Comment