Wednesday, February 29, 2012

Dua Ibu Pemulung Sampah

Dibagian selatan sebuah kampus, ada satu tempat yang menjadi sumber rezeki dua orang ibu yang sudah berusia lanjut. Nama beliau Bu Iti dan Bu Rat. Sejak muda beliau telah berprofesi sebagai pemungut sampah. Sudah hampir 18 tahun, beliau akrab dengan sampah, lalat, dan benda-benda kotor yang lain. Tak terbayangkan olehku, setiap hari memungut sampah, memisahkan sampah yang sudah tidak memiliki nilai ekonomi dengan sampah yang masih memiliki nilai ekonomi(dapat dijual). Untuk menghirup baunya dari kejauhan saja, sudah tidak tahan bagiku, bagaimana dengan beliau yang setiap harinya mencium bau dan memisahkan sampah yang memiliki nilai ekonomis dengan yang tidak. 

Raut wajahnya yang telah menua, sedikit menyiratkan kelelahan atas apa yang telah beliau lakukan selama ini. Bukan karena ingin mereka kemudian memungut sampah di TPS  (Tempat Pembuangan Sampah) kampus itu, melainkan karena keadaan yang memaksanya untuk tetap bekerja dihari tuanya. Bu Rat dan Bu Iti sudah memiliki keluarga masing-masing. Bu Rat tinggal bersama suaminya dan dengan beberapa orang anaknya tinggal berdekatan di sekitar kampus itu. Namun, kondisi keuangan keluarganya pun tak lebih baik, sehingga tetap saja walaupun sudah tua, Bu Rat harus ikut membantu keuangan keluarganya dengan membanting tulang, mencari sampah. Namun berbeda dengan Bu Iti, beliau sudah tinggal sendiri dan membesarkan anaknya sendiri sejak ditinggal meninggal oleh suaminya. Saat ini anak-anaknya sudah tinggal menyebar ada yang di Sukabumi, Tasikmalaya, dan juga di Bandung. Tetapi, sama saja,, anak-anaknya yang telah memiliki keluarga masing-masing pun tak mampu membantu kehidupan Bu Rat, sehingga beliau tetap saja harus mencari rezeki dengan memungut sampah.

Oh Tuhan.. begitu kuatnya mereka. Tahukah kau sahabat? 

Selama ini, beliau tak pernah terkena penyakit yang berbahaya akibat dari pekerjaannya yang selalu berada ditempat kotor. Mungkin memang benar hipotesa yang pernah ku dengar dari salah seorang peneliti di radio, bahwasannya butuh akan membentuk antibodinya sendiri, secara alami apabila kita tidak membunuh kuman-kuman baik yang ada di tubuh ini, dan yang dilakukan oleh ibu-ibu super ini adalah dengan mengembangbiakannya(#sepertinya), sehingga kuman itu pun menjadi antibodinya sendiri yang melindungi tubuh Bu iti dan Bu Rat dari penyakit yang parah. Yah, mungkin itu juga sebab orang Indonesia lebih kebal terhadap penyakit-penyakit orang Eropa..#karena orang Indonesia tidak terlalu terbiasa hidup terlalu bersih seperti orang-orang Eropa :P


Seorang perempuan itu dilahirkan dengan memiliki kekuatan yang lebih daripada seorang laki-laki

 Karena tak ada seorang laki-laki pun yang mampu menahan beratnya mengandung seorang calon anak manusia didalam tubuhnya selama 9bulan 10 hari

Karena tak ada seorang laki-laki pun yang mampu menahan sakitnya melahirkan seorang anak manusia dengan mengorbankan nyawanya

Karena hari ini aku makin disadarkan, bahwa seorang perempuan mampu menahan sakitnya ujian dalam hidup tanpa keluh kesah dan dengan ketegaran yang ditampakkan oleh dua sosok ibu tangguh ini...

Luar biasa...

Beliau-beliau yang terlupakan..
Mungkin sudah saatnya untuk dibantu..
Biarpun hanya 1000 rupiah, itu sudah cukup membantu dua orang ibu tua yang setiap harinya hanya berpenghasilan maksimal 7000 rupiah.. 
Bahkan yang membuatku miris dan sedih adalah tak jarang beliau-beliau mengambil makanan-makanan kotakan sisa yang sudah terbuang di TPS itu. Bayangkan sahabat, makan dari makanan sisa yang sudah dibuang ke TPS yang penuh dengan bau, kuman, dan lalat. 

Bagaimana dengan kita?
Berapa unag jajan kita per hari??
Pernahkah kita membuang makanan???

Ingatlah, bahwasannya masih banyak dinegeri ini yang kekurangan makanan, bahkan memungut makanan sisa yang telah dibuang...

Tak terketuk kah hatimu untuk mulai membantu orang-orang dilingkungan sekitarmu yang masih membutuhkan bantuan uluran tanganmu ??!


#Midnight - Sukabirus

No comments:

Post a Comment